Senin, 21 Januari 2013

poengkroek asyeeeekkk

poenkroek asyeeeekkkk


TEMPO.CO, Jepara- Pasangan remaja itu tertawa cekikikan sambil memainkan karet kondom. Kala itu, ketuanya sedang menikmati indahnya Pantai Pungkruk menjelang senja. Sebut saja mereka dengan Eko dan Santi. Warga Semarang itu datang berdua dengan berboncengan sepeda motor.

Layaknya suami-istri, Eko dan Santi tampak lengket. Setelah itu, mereka masuk ke salah satu kafe dan larut dalam bilik kamar. "Kondom ini saya dapat secara gratis," kata Eko, Senin 9 Juli 2012 petang lalu.

Pantai Pungkruk merupakan tempat rekreasi di Desa Mororejo, Kecamatan Mlonggo, Jepara. Sejak dikembangkan dua tahun lalu, di kawasan itu dibangun berbagai fasilitas, antara lain jalan di tepi pantai, trotoar, lingkungan, dan taman yang dilengkapi dengan arena bermain anak.

Ke depan, pantai itu akan terus berhias diri. Sebab, pemerintah telah menganggarkan Rp 15 miliar. "Uang yang sudah dikucurkan sekitar Rp 2 miliar," kata Zamroni Lestiaza, Kepala Bidang Pengembangan dan Pengelolaan Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara.

Dengan adanya pembenahan itu, kini di pantai tersebut berdiri puluhan kafe dan tempat hiburan malam, yang sempat meresahkan sebagian warga karena sering digunakan sebagai tempat prostitusi. Dugaan warga nyaris nyata setelah di lokasi itu dibuka 20 “outlet” kondom. "Kondom itu diberikan secara gratis bagi peminat," kata Joko Wahyu, Manajer Pantai Pungkruk.

Memang, kebijakan itu bisa menimbulkan persepsi negatif meski tujuannya baik. "Kawasan Pungkruk bukan tempat lokalisasi," kata Joko menegaskan. Tujuan dibukanya “outlet” kondom, menurut dia, untuk pencegahan penyakit HIV/AIDS.

Tentu saja pemilik kafe di kawasan Pungkruk yang terkena imbasnya. "Pengunjung mulai turun sehingga kafe sepi," kata Syafii, pemilik salah satu kafe di Pungkruk. Sebelum dioperasikan “outlet” kondom, kata Syafii, pemasukan kafe mencapai puluhan juta rupiah setiap hari. "Kini hanya jutaan," kata Syafii.

“Outlet” kondom bukan untuk pekerja seks. "Outlet” kondom itu untuk mereka yang berisiko tinggi atau rentan tertular HIV/AIDS dan dibagikan gratis," kata Bambang Dwiposuwignyo, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jepara. Masalahnya, pengidap HIV/AIDS di Jepara tergolong tinggi.


hiburan malam di semarang

Tempat Tempat Hiburan Malam di Semarang

Malam bagi sebagian besar orang digunakan untuk tidur beristirahat, namun sebagian orang justru digunakan untuk mencari hiburan, melepas lelah setelah seharian bekerja. Meski tak sebanyak kota besar lain seperti Jakarta, tak terlalu sedikit sebenarnya tempat tempat hiburan malam yang ada di Kota Semarang ini:
Kemeriahan Hiburan Malam di E Plaza
Pertama, dari yang paling dekat dengan pusat kota, di area simpang lima, terdapat E-Plaza, One Stop Entertainment Center, menyediakan Lounge, Resto, Cinema dan Karaoke. E-Lounge, tempat yang cozy untuk melakukan aktivitas lobbying, relax setelahseharian terkepung dalam rutinitas, Resto: menyajikan masakan international dengan interior modern yang membuat suasana E-Resto menjadi elegan dan nyaman, 7 KTV Club & Lounge menawarkan sarana hiburan berkelas, sistem karaoke sarat teknologi canggih, VIP Room yang nyaman.
Liquid Cafe Semarang DJ Lola Alicia
Di kawasan segitiga emas kota Semarang, tepatnya di lantai 2 Thamrin Square, terdapat Liquid Cafe and Lounge, tempat hiburan yang satu ini merupakan Metamorfosis dari Mantra Cafe, Night Live Entertainment.
Karaoke Room mewah di Babyface Semarang
Di Puri Anjasmoro, terdapat Babyface Club & Karaoke, Venue, tempat clubbing yang relatif baru ini satu gedung dengan Delta Spa, feel the rhythm & atmosphere a real party. DJ Performing dan Sexy Dancer ada di sini.
Main Bilyar di Rendezvous Semarang
Rendezvous Pool bar, karaoke lounge semarang berlokasi di Jagalan, tak jauh dari pusat kota, meski lahan parkiran agak sempit tetapi suasana di dalam sangat meriah. Jika anda senang bermain Bilyard Rendevous memiliki 15 meja 9 feet.
Geisha Manggung di StarQueen Semarang
StarQueen, merupakan salah satu tempat hiburan malam yang tertua di Kota Semarang, berada di Permata Hijau BB25 Pondok Hasanudin. Rave Party, Music Room, and Private DJ. Party all nite long at Starqueen Executive Club Semarang.
Gadis Gadis Hiburan Malam Semarang
Selain itu, masih ada juga X-Pool di Kelud, Sampangan, X-Point di Tanah Mas tak jauh dari StarQueen, Shark Club dan Executive Club di area Peterongan Mataram, Club 123 di Hotel Novotel atau juga Putri Lounge di Horison.

selain hiburan berkelas di atas, di semarang juga banyak menyediakan hiburan bagi  kaum menengah ke bawah ...... Simpang lima, Semarang, Jawa tengah contohnya salah satu sudut kota yang paling dicari  untuk dikunjungi, betapa tidak? Selain pedagang yang tumpah ruah dengan berbagai macam dagangan yang ‘normal’ maupun yang ‘aneh-aneh’ seperti uang lama, dan jasa peramal, di kawasan juga hadir gadis-gadis pedagang teh poci berusia belasan tahun yang biasa disebut ciblek (cilik-cilik betah melek). Asal tahu saja, mereka tak hanya menjajakan teh. Tapi juga menawarkan jasa prostitusi.


Biasanya, para ciblek mulai beroperasi sekitar pukul 21.00 WIB. Dengan modal tenda tempat bernaung dan seperangkat alat minum teh, sejumlah gadis yang rata-rata berusia muda berpakaian aye catching alias mencolok berusaha menarik pengunjung dengan memanggil pengendara mobil yang lewat. Ketika pengunjung datang, mereka langsung menawarkan teh poci atau minuman lainnya dengan harga berkisar Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu. Naah apabila malam sudah semakin larut, barulah para laki-laki hidung belang ini mulai menawar harga agar mereka dapat menemani beberapa jam, atau semalaman.

Catatan : Sejak tahun 2008 sudah ditertibkan oleh pemerintah setempat (sudah tidak ada lagi)

Gadis Bermotor - Motorized Girl
Di sekitar simpang lima, Jalan Pemuda, Jalan Pandanaran, dan Jalan Imam Bonjol, sesekali kita dapat menemui gadis bermotor yang sedang melintas, atau sedang santai di atas motornya di pinggir jalan. Mereka berpenampilan seperti sedang pulang dari klub malam atau pesta di suatu tempat, daann… mereka juga menerima tawaran untuk kencan sesaat kepada para laki-laki hidung belang.
“Coba kalau jalan kaki, kalau ada operasi gampang digaruk. Dengan mengendarai motor, saya bisa mengelabui petugas,” ujar Sinta, salah satu gadis bermotor ketika saya mengorek-ngorek keterangan darinya sambil pura-pura menawar agar dia tidak tersinggung ataupun curiga.
Ada keuntungan lain yang diperoleh Sinta yang menggunakan sepeda motor saat beroperasi. Apakah itu? Tarif yang tinggi. Ya, dengan kata lain, sepeda motor jenis matic relatif baru yang ia kendarai dapat menaikkan harga pasaran.

Kompleks JBL (Gambilangu) - JBL Complex (Gambilangu)
Kompleks lokalisasi ini hampir sama identik dengan Komplek lokalisasi Sunan Kuning, hanya saja komplek ini masuk dalam wilayah Kabupaten Kendal. Walaupun begitu tempatnya cukup padat dengan banyak sekali gang yang sempit, terletak di sebelah Terminal Mangkang Kendal.
Kompleks Sunan Kuning (Argorejo) - Sunan Kuning Complex (Argorejo) Komplek lokalisasi di Semarang ini memang cukup dikenal sampai ke teman-teman yang berada di luar kota. Wajar saja, lokalisasi Sunan Kuning dihuni sekitar 500an Wanita PSK yang berusia sekitar 18-40th, sebagian wanita PSK tinggal di lokalisasi tersebut, sebagian lagi ada yang kost di sekitar daerah itu. Sunan Kuning (SK) adalah nama populer lokalisasi di Semarang. Namun nama resmi lokalisasi itu sebenarnya adalah Resosialisasi Argorejo letaknya di sebelah bundaran Kalibanteng, 5 menit dari Bandara Ahmad Yani, Kelurahan Kalibanteng Kulon

Hmm… tidak bisa terlalu banyak komentar, dan belum punya foto dokumentasi pribadi karena belum punya pengalaman yang “mendalam” ke sana. Jadi mohon maaf… (dan nak udzubillah amit2 jangan sampeeeeeeee) hhahahahaha


dampak buruk alkohol

Dampak Buruk Penggunaan Alkohol oleh Remaja

27 May 2010




Amerika Serikat sebagai negara paling maju di dunia dalam beberapa tahun sedang menghadapi masalah serius tentang para remaja Amerika Serikat yang semakin terbiasa mengkonsumsi minuman beralkohol sekalipun telah ada regulasi yang menetapkan batasan minimal untuk minum minuman beralkohol adalah 21 tahun.

Penggunaan alkohol di usia belia diasosiasikan dengan kasus-kasus bermasalah yang berkaitan dengan alkohol di masa-masa usia selanjutnya.[4-6] Data dari National Longitudinal Alcohol Epidemiologic Study[4] memperkuat adanya kaitan penurunan tajam ketergantungan alkohol seumur hidup dan penyalahgunaan alkohol ketika usia minimal konsumsi alkohol dinaikkan batasan usianya.

Untuk yang berusia 12 tahun atau lebih muda dari usia tersebut yang mengkonsumsi alkohol untuk yang pertama kalinya mempunyai peluang untuk ketergantungan seumur hidup pada alkohol sebesar 40,6% dibandingkan bagi yang memulai mengkonsumsi alkohol pada usia 18 tahun sebesar 16,6% sedangkan yang berusia 21 tahun sebesar 10,6%.

Tak jauh berbeda pula dengan penyalahgunaan alkohol selama seumur hidup sebesar 8,3% bagi yang memulainya pada usia 12 tahun atau lebih muda dari itu, 7,8% bagi yang memulainya pada usia 18 tahun, dan 4,8% pada usia 21 tahun.

Mengkonsumsi alkohol di usia belia telah lama diasosiasikan dengan resiko besar masalah-masalah seksual seperti hubungan seksual tanpa alat pelindung, multi pasangan, berhubungan seksual dalam kondisi mabuk berat, dan tentunya kehamilan.[7]

Selain itu diasosiasikan juga dengan masalah-masalah pendidikan mereka, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja.[8] Bagi para remaja yang baru menginjak masa remajanya, mengkonsumsi alkohol secara dini di usia tersebut diasosiasikan dengan masalah-masalah ketenagakerjaan, penyalahgunaan obat, tindak kejahatan dan kekerasan.[8] Bahkan orang tua yang mengekspos minum alkohol dan penyalahgunaan obat punya kemungkinan besar akan menular pula perilakunya kepada anak-anaknya.[9]

Dalam laporan tahunan “Monitoring the Future Study” University of Michigan yang disponsori oleh National Institute on Drug Abuse,[15] telah secara konsisten melaporkan bahwa para remaja Amerika Serikat lebih banyak bermasalah dengan alkohol dibandingkan dengan tembakau dan narkotika.

Hasil survei tahun 2009 menyatakan bahwa lebih dari 46.000 siswa-siswa kelas 8, 10 dan 12 yang tersebar di lebih dari 380 sekolah Amerika Serikat diketahui telah berinisiasi mengkonsumsi alkohol selama 30 hari sebelumnya (dari saat survei dilakukan). Angka ini menurun 1/3 nya sejak rekor tertinggi tercatat pada tahun 1996, namun tidak mengalami penurunan bila dibandingkan pada usia siswa-siswa yang lebih tua usianya.

Sedikitnya, inisiasi meminum minuman alkohol dimulai pada periode satu bulan sebelumnya (dari saat survei dilakukan) adalah sebesar 5,4% pada siswa kelas 8, 15,5% pada siswa kelas 10, dan 27,4% pada siswa kelas 12.

Sedangkan inisiasi mengkonsumsi alkohol yang dimulai pada periode 30 hari ke belakang khususnya mengkonsumsi minuman beralkohol dengan cita rasa baru, dikenal juga dengan minuman "Alcopop" atau "Malternative", mengalami penurunan semenjak tahun 2004.

Selama survei tahun 2009, inisiasi meminum Alcopop pada periode 30 hari ke belakang (dari saat survei dilakukan) dilaporkan sebesar 9,5% pada siswa kelas 8, 19,0% pada siswa kelas 10, dan 27,4% pada siswa kelas 12.

Dalam istilah terbaru dari binge-drinking (pesta miras) didefinisikan sebagai mengkonsumsi 5 atau lebih minuman beralkohol secara berturut-turut sedikitnya 1 kali dalam rentang 2 minggu. Berdasarkan hasil survei tahun 2009, aktifitas binge-drinking ini relatif dalam jumlah yang stabil, sebesar 7,8% pada siswa kelas 8, 17,5% pada siswa kelas 10, dan 25,2% pada siswa kelas 12.

Sejak tahun 2000, lebih dari 90% siswa kelas 12 telah dilaporkan punya akses mudah untuk mendapatkan minuman beralkohol, dan lebih dari 60% terjadi pada siswa kelas 8.

Statistik epidemiologis ini selaras bahkan memperkuat data-data yang dilaporkan oleh dua survei skala besar penggunaan alkohol oleh para remaja di Amerika Serikat yaitu Youth Risk Behavior Survey[16] oleh Centers for Disease Control and Prevention, dan National Survey on Drug Use and Health (National Household Survey).[17]


BAHAYA-BAHAYA PENGGUNAAN ALKOHOL

Ketika dibandingkan dengan penggunaan alkohol oleh orang dewasa, penggunaan alkohol oleh remaja diketahui frekuensinya lebih sering dilakukan dan volumenya lebih banyak sehingga penggunaan alkohol pada usia remaja ini telah dianggap sangat berbahaya.

Pesta miras yang semakin cepat bertambah, kemungkinan besar terkait dengan budaya taruhan dan uji nyali di antara para remaja ini yang menempatkan mereka pada resiko tinggi overdosis alkohol atau keracunan alkohol, seperti tersumbatnya aliran pernafasan yang fatal.

Pesta miras orang dewasa didefinisikan sebagai mengkonsumsi 5 atau lebih minuman beralkohol dalam rentang rata-rata 2 jam secara berturut-turut. Definisi tersebut akhir-akhir ini sering pula digunakan untuk menggambarkan penggunaan alkohol pada remaja.

Namun dalam literatur terbaru lebih berpendapat menempatkan pesta miras pada remaja terjadi pada usia 9-13 tahun pada anak-anak dan 14-17 tahun pada gadis dengan jumlah konsumsi 3 atau lebih minuman beralkohol. Sedangkan untuk anak laki-laki berusia 14-15 tahun dengan jumlah 4 atau lebih minuman beralkohol, dan usia 16-17 tahun sebanyak 5 atau lebih minuman beralkohol.[18]

Penggunaan alkohol menjadi kontributor utama penyebab kematian para remaja di Amerika Serikat seperti kecelakaan kendaraan, bunuh diri, dan pembunuhan.[19] Kecelakaan tabrakan kendaraan bermotor menempati urutan teratas dalam penyebab kematian para remaja Amerika Serikat.

Pada tahun 2007 sebuah survei tentang Youth Risk Behavior mengungkapkan bahwa selama selang waktu 30 hari digelarnya survei tersebut, sebanyak 29,1% para siswa di Amerika Serikat setidaknya pernah satu kali atau lebih menjadi penumpang sebuah mobil yang dikendarai oleh supir yang sedang minum alkohol, dan sebanyak 10,5% dari mereka sedikitnya pernah sesekali mengendarai sendiri kendaraannya sambil minum alkohol.[16]

Setelah Amerika Serikat mengubah aturan batasan minimal mengkonsumsi alkohol menjadi 21 tahun, jumlah kecelakaan berkendaraan yang fatal secara individual di bawah usia 21 tahun menjadi menurun secara signifikan. Hal ini memperlihatkan adanya sebuah keterkaitan erat antara penggunaan alkohol dan kecelakaan berkendaraan yang melibatkan para remaja.[20]

Bila dilakukan perbandingan, kasus remaja yang mengendarai mobil dalam keadaan mabuk frekuensinya masih rendah di bawah para orang dewasa, namun, tingkat resiko kecelakaan motor para remaja lebih besar dibandingkan orang dewasa saat mereka mabuk, khususnya ketika kadar alkohol dalam tubuh para remaja ini berada pada level rendah dan menengah.[21]

Batasan minimal mengkonsumsi alkohol secara legal di Amerika Serikat juga telah diasosiasikan dengan laju bunuh diri yang tinggi pada remaja.[22]

Beberapa literatur penelitian secara konsisten melaporkan hubungan keterkaitan yang erat antara penggunaan dan penyalahgunaan alkohol dengan perilaku yang beresiko termasuk penyerangan, aktifitas seksual yang riskan dan mengembang kepada penyalahgunaan obat-obatan.[12,13,23,24] Sehingga bagaimana pun juga penggunaan alkohol oleh para remaja tetap tidak aman sekalipun di saat sedang tidak mengendarai.

Dampak buruk lainnya yang juga tercatat adalah gangguan mental dan fisik pada remaja itu sendiri. Gangguan-gangguan akibat penggunaan alkohol menjadi sebuah faktor resiko terjadinya percobaan bunuh diri pada remaja.[25]

Beberapa gangguan akibat penggunaan alkohol pada remaja secara psikologis di antaranya tidak adanya gairah semangat (mood disorders), terutama depresi; kegelisahan atau fobia; kurang fokus atau konsentrasi hingga gangguan attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD); perilaku atau tabiat menjadi terganggu; bulimia; dan schizophrenia.[23]

Sedangkan gangguan secara fisik di antaranya trauma sequelae (semacam gangguan pada ginjal),[26] gangguan tidur, konsentrasi tinggi serum enzim hati, gigi dan organ oral yang abnormal,[27] meskipun kondisi abnormal tersebut relatif sedikit ditemukan saat pemeriksaan fisik.[27,28]


BEBERAPA FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI DALAM BAHAYA PENGGUNAAN ALKOHOL DAN OBAT-OBATAN

Faktor Genetik dan Keluarga

Studi-studi pada saudara kembar di lingkungan populasi orang dewasa telah secara konsisten mendemonstrasikan pengaruh genetik dalam penggunaan dan penyalahgunaan alkohol,[29-31] namun masih sedikit penelitian yang meneliti pengaruh genetik secara spesifik menurut rentang usia pada para remaja.[32-34]

Penelitian pada remaja melalui subjek saudara kembar, kembar identik ataupun yang diadopsi, sekelompok peneliti di antaranya Rhee dan kawan-kawan[35] meneliti relatifitas kontribusi dari genetik dan lingkungan terhadap inisiasi pencobaan pertama mengkonsumsi alkohol, penggunaannya secara berkala dan masalah-masalah umum yang berkaitan dengan penyalahgunaan zat kimia.

Hasil dari penelitian ini mendemonstrasikan bahwasannya para remaja, dibandingkan dengan temuan studi pada kembar dewasa, tingkat pengaruh genetiknya lebih tinggi, sedangkan pengaruh lingkungan lebih rendah untuk penggunaan alkohol atau obat-obatan ketimbang kejadian inisiasi penggunaan awal.

Keluarga memainkan peranan penting dalam perkembangan masalah alkohol dan obat-obatan pada remaja. Penggunaan obat-obatan oleh orang tua atau saudara yang lebih tua serta perilaku orang tua yang membebaskan anaknya (tidak terkontrol) terhadap penyalahgunaan obat-obatan pada remaja, akan beresiko tinggi terjadinya penggunaan alkohol dan obat-obatan pada para remaja.[36,37]

Pengawasan orang tua terhadap apa yang akan digunakan oleh anak-anaknya, dan memastikan berlakunya aturan dan etika dalam rumah tangga akan menghalangi atau menekan penggunaan alkohol di antara para remaja.[38,39]

Di Amerika Serikat tercatat sebanyak 7 juta anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun adalah anak-anak yang hidup dengan orang tua yang alkoholik. Anak-anak yang orang tuanya melakukan penyalahgunaan alkohol sangat beresiko dengan masalah-masalah perilaku dan kesehatannya, termasuk kriminal, gangguan kecerdasan, ADHD, keluhan-keluhan kejiwaan, dan masalah alkoholisme sebagaimana yang terjadi pada orang dewasa.[40]


Faktor-faktor Lainnya

Keadaan lingkungan dan mempunyai teman-teman yang pengguna alkohol, tembakau atau obat-obatan, merupakan pendorong terkuat kemungkinan besar terjadinya perilaku penggunaan zat-zat kimiawi oleh para remaja. Peluang terjadinya penyalahgunaan ini lebih tinggi lagi terjadi bila di dalam komunitas tersebut alkohol dan obat-obatan terlarang murah biayanya dan mudah didapatkan. Faktor resiko lainnya yang juga ikut mendorong terjadinya penyalahgunaan zat-zat kimiawi di antaranya kinerja sekolah yang buruk, tidak adanya penanganan ADHD, dan penyimpangan perilaku.[36]

Media berpengaruh besar pula terhadap terjadi penggunaan alkohol oleh para remaja. Jernigan et al.[41] meneliti para anak laki-laki dan perempuan yang diberikan ekspos majalah yang menampilkan iklan-iklan alkohol dibandingkan dengan respon orang dewasa, menemukan bahwasannya dibandingkan dengan orang dewasa yang berusia 21 tahun atau lebih, sebesar 45% para remaja di bawah usia lebih cenderung untuk melihat iklan bir, sebanyak 12% lebih cenderung melihat iklan minuman campur alkohol sulingan, 65% lebih cenderung untuk melihat iklan minuman penyegar berkadar alkohol rendah (alcopop atau lemonade, ice tea, atau minuman buah-buahan yang mengandung alkohol), dan 69% cenderung kepada iklan minuman berkadar air anggur rendah.

Ekspos iklan-iklan alkohol kepada para gadis lebih besar dibandingkan anak laki-laki. Media lainnya seperti televisi, film, papan reklame, dan internet, dikenal sangat mempengaruhi dalam promosi alkohol menggunakan gambaran yang atraktif tanpa menyinggung atau mengasosiasikannya dengan konsekuensi negatifnya. Sejumlah penelitian telah memperlihatkan bahwa ekspos media dapat membuat anak-anak dan para remaja lebih cenderung untuk bereksperimen dengan alkohol.[42,43]


FAKTOR PERKEMBANGAN SISTEM SARAF PADA REMAJA

Lebih dari satu dekade yang lalu, terjadi lompatan besar dalam pemahaman ilmu pengetahuan tentang kecanduan yang dikaitkan dengan sistem saraf biologis (neurobiological). Studi-studi yang menginvestigasi perkembangan normal dari otak telah memberikan informasi yang luas tentang dampak dari alkohol dan obat-obatan terhadap otak para remaja.

Terdapat beberapa kemungkinan dari dampak dari alkohol dan obat-obatan terhadap otak remaja, kondisi ini disebabkan karena belum sempurnanya proses perkembangan pada otak mereka sehingga mengkondisikannya rawan terhadap keracunan dan kencanduan obat-obatan, dan penggunaan obat-obatan itu sendiri dapat mempengaruhi secara langsung perkembangan otak mereka.

Penggunaan alkohol dan obat-obatan selama masa-masa awal usia remaja, ditambah pula dengan kecenderungan secara genetik dari orang tuanya yang juga menyalahgunakan dan kecanduan obat-obatan, dapat beresiko meningkatkan potensi penggunaan alkohol dan obat-obatan dalam periode keremajaan mereka.



REFERENSI:

[2] Chambers R.A., Taylor J.R., Potenza M.N., Developmental neurocircuitry of motivation in adolescence: a critical period of addiction vulnerability. Am J Psychiatry. 2003; 160(6): 1041-1052
[3] Brown S.A., Tapert S.F., Adolescence and the trajectory of alcohol use: basic to clinical studies. Ann N Y Acad Sci. 2004; 1021: 234-244
[4] Grant B.F., Dawson D.A., Age at onset of alcohol use and its association with DSM-IV alcohol abuse and dependence: results from the National Longitudinal Alcohol Epidemiologic Survey. J. Subst Abuse. 1997; 9: 103-110
[5] Grant B.F., Stinson F.S., Harford T.C., Age at onset of alcohol use and DSM-IV alcohol abuse and dependence: a 12-year follow-up. J. Subst Abuse. 2001; 13(4): 493-504
[6] DeWit D.J., Adlaf E.M., Offord D.R., Ogborne A.C., Age at first alcohol use: a risk factor for the development of alcohol disorders. Am J Psychiatry. 2000; 157(5): 745-750
[7] Stueve A., O’Donnell L.N., Early alcohol initiation and subsequent sexual and alcohol risk behaviors among urban youths. Am J Public Health. 2005; 95(5): 887-893
[8] Ellickson P.L., Tucker J.S., Klein D.J., Ten-year prospective study of public health problems associated with early drinking. Pediatrics. 2003; 111(5 pt 1): 949-955
[9] Biederman J., Faraone S.V., Monuteaux M.C., Feighner J.A., Patterns of alcohol and drug use in adolescents can be predicted by parental substance use disorders. Pediatrics. 2000; 106(4): 792-797
[10] American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th Edition, Text Revision (DSM-IV-TR). Washington, DC: American Psychiatric Association; 2000
[15] Johnston L.D., O’Malley P.M., Bachman J.G., Schulenberg J.E., Teen marijuana use tilts up, while some drugs decline in use [press release]. University of Michigan News Service: Ann Arbor, MI; December 14, 2009. Available at: http://monitoringthefuture.org/data/09data.html#2009data-drugs
[16] Eaton D.K., Kann L., Kinchen S. et al., Centers for Disease Control and Prevention. Youth risk behavior surveillance: United States, 2007. MMWR Surveill Summ. 2006; 57(SS-4): 1-131
[17] National Survey on Drug Use and Health [formerly the National Household Survey on Drug Abuse]. Available at: www.oas.samhsa.gov/nhsda.htm
[18] Donovan J.E., Estimated blood alcohol concentrations for child and adolescent drinking and their implications for screening instruments. Pediatrics. 2009; 123(6). Available at: www.pediatrics.org/cgi/content/full/123/6/e975
[19] National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism. Underage drinking: a major public health challenge. Alcohol Alert. April 2003;59. Available at: http://pubs.niaaa.nih.gov/publications/aa59.htm
[20] Centers for Disease Control and Prevention. Alcohol-related traffic fatalities among youth and young adults: United States, 1982–1989. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 1991; 40(11): 178-179, 185-187
[21] American Academy of Pediatrics, Committee on Injury, Violence, and Poison Prevention and Committee on Adolescence. The teen driver. Pediatrics. 2006; 118(6): 2570-2581
[22] Birckmayer J., Hemenway D., Minimum-age drinking laws and youth suicide, 1970-1990. Am J Public Health. 1999; 89(9): 1365-1368
[23] Simkin D., Adolescent substance use disorders and comorbidity. Pediatr Clin North Am. 2002; 49(2): 463-477
[24] Champion H.L.O., Foley K.L., Durant R.H., Hensberry R., Altman D., Wolfson M., Adolescent sexual victimization, use of alcohol and other substances, and other health risk behaviors. J Adolesc Health. 2004; 35(4): 321-328
[25] Windle M., Suicidal behaviors and alcohol use among adolescents: a developmental psychopathology perspective. Alcohol Clin Exp Res. 2004; 28(5 suppl): 29S-37S
[26] Vitale S., van de Mheen D., Illicit drugs and injuries: a review of emergency room studies. Drug Alcohol Depend. 2006; 82(1): 1-9
[27] Clark D.B., Lynch K.G., Donovan J.E., Block G.D., Health problems in adolescents with alcohol use disorders: self-report, liver injury, and physical examination findings and correlates. Alcohol Clin Exp Res. 2001; 25(9): 1350-1359
[28] Arria A.M., Dohey M.A., Mezzich A.C., Bukstein O.G., Van Theil D.H., Self-reported health problems and physical symptomatology in adolescent alcohol abusers. J Adolesc Health. 1995; 16(3): 226-231
[29] Kaprio J., Koskenvuo M., Langinvainio H., Romanov K., Sarna S., Rose R.J., Genetic influences on use and abuse of alcohol: a study of 5638 adult Finnish twin brothers. Alcohol Clin Exp Res. 1987; 11(4): 349-356
[30] Kendler K.S., Prescott C.A., Neale M.C., Pedersen N.L., Temperance board registration for alcohol abuse in a national sample of Swedish males twins, born 1902-1949. Arch Gen Psychiatry. 1997; 54(2): 178-184
[31] McGue M., Pickens R.W., Svikis D.S., Sex and age effects on the inheritance of alcohol problems: a twin study. J Abnorm Psychol. 1992; 101(1): 3-17
[32] Han C., McGue M.K., Iacono W.G., Lifetime tobacco, alcohol and other substance use in Minnesota twins: univariate and multivariate behavioral genetic analyses. Addiction. 1999; 94(7): 981-993
[33] Maes H.H., Woodard C.E., Murrelle L. et al., Tobacco, alcohol and drug use in eight- to sixteen-year-old twins: the Virginia Twin Study of Adolescent Behavioral Development. J Stud Alcohol. 1999; 60(3): 293-305
[34] McGue M., Elkins I., Iacono W.G., Genetic and environmental influences on adolescent substance use and abuse. Am J Med Genet. 2000; 96(5): 671-677
[35] Rhee S.H., Hewitt J.K., Young S.E., Corley R.P., Crowley T.J., Stallings M.C., Genetic and environmental influences on substance initiation, use, and problem use in adolescents. Arch Gen Psychiatry. 2003; 60(12): 1256-1264
[36] Hawkins J.D., Risk and protective factors and their implications for preventive interventions for the health care professional. In: American Academy of Pediatrics. Substance Abuse: A Guide for Health Professionals. Schydlower M, ed. 2nd ed. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics; 2001: 1-19
[37] Foley K.L., Altman D., Durant R.H., Wolfson M., Adults’ approval and adolescents’ alcohol use. J Adolesc Health. 2004; 35(4): 345.e17-345.e26
[38] Jackson C., Henriksen L., Dickinson D., Alcohol-specific socialization, parenting behaviors, and alcohol use by children. J Stud Alcohol. 1999; 60(3): 362-367
[39] Yu J., The association between parental alcohol-related behaviors and children’s drinking. Drug Alcohol Depend. 2003; 69(3): 253-262
[40] Adger H., Problems of alcohol and other drug use and abuse in adolescents. J Adolesc Health. 1991; 12(8): 606-613
[41] Jernigan D.H., Ostroff J., Ross C., O’Hara J.A., Sex differences in adolescent exposure to alcohol advertising in magazines. Arch Pediatr Adolesc Med. 2004; 158(7): 629-634
[42] Strasburger V.C., Alcohol advertising and adolescents. Pediatr Clin North Am. 2002; 49(2): 353-376, vii
[43] American Academy of Pediatrics, Committee on Communications. Children, adolescents, and advertising [published correction appears in Pediatrics. 2007; 119(2): 424. Pediatrics. 2006; 118(6): 2563-2569
[44] Sowell E.R., Thompson P.M., Holmes C.J., Jernigan T.L., Toga A.W., In vivo evidence for postadolescent brain maturation in frontal and striatal regions. Nat Neurosci. 1999; 2(10): 859-861
[45] Casey B.J., Tottenham N., Liston C., Durston S., Imaging the developing brain: what have we learned about cognitive development? Trends Cogn Sci. 2005; 9(3): 104-110
[46] Koob G., LeMoal M., Addiction and the brain antireward system. Annu Rev Psychol. 2008; 59: 29-53
[47] Volkow N.D., Wang G.J., Fowler JS. et al., Brain DA D2 receptors predict reinforcing of stimulants in humans: replication study. Synapse. 2002; 46(2): 79-82


Sumber: “Alcohol Use by Youth and Adolescents: A Pediatric Concern” by Committee on Substance Abuse. Pediatrics - official journal of the American Academy of Pediatrics; Apr 12, 2010; 125; 1078-1087.

Photo courtesy: "Dead or Drunk" by Pietromassimo Pasqui.

remaja saat ini

kehidupan remaja saat ini 
 
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
      Masalah Utama Yang Dihadapi Remaja
Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seorang individu. Seorang individu akan berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam menyikapi masa remaja yang dialaminya. Pengaruh arus globalisasi dan juga lingkungan akan sangat berdampak pada mentalitas dan juga moralitas individu tersebut. Seorang remaja yang dapat membedakan dan menjaga dirinya dari segala hal yang dapat membuatnya terjerumus dalam banyak hal negatif dalam masa remaja.
 Ada beberapa masalah yang dihadapi remaja di masa sekarang ini, antara lain :
a.       Konsumsi terhadap rokok
Remaja terutama remaja pria tentu sangat familiar dengan yang bernama rokok. Benda yang mengandung zat adiktif atau dapat menyebabkan ketagihan apabila seseorang mengkonsumsinya ini sudah lazim dikonsumsi oleh para kaum pria terutama remaja. Remaja yang merokok biasanya berawal dari berbagai macam faktor antara lain :
1.      Orang tua yang merokok
Seorang remaja yang memiliki orang tua perokok rata-rata akan menjadi perokok juga seperti ayahnya. Hal inilah yang harus menjadi perhatian orang tua terhadap anaknya jika memang sang ayah adalah perokok. Apabila ayah adalah perokok, sebisa mungkin jangan merokok di depan anaknya karena akan membuat si anak penasaran dengan rokok dan akhirnya mencobanya.
2.      Pengaruh dari teman
Individu yang berteman atau dekat dengan kehidupan seorang perokok akan sangat mudah terpengaruh untuk ikut mencoba rokok. Jika individu tersebut pada awalnya memang tidak merokok namun tidak memiliki konsep hidup yang kuat, maka dia akan ikut mencoba rokok. Selain itu cap sebagai banci apabila seorang pria tidak merokok tentunya sangat salah, karena tidak semua pria diwajibkan untuk merokok.
3.      Faktor kepribadian seorang individu
Salah satu faktor lainnya yaitu dari kepribadian orang itu sendiri. Seorang individu yang dalam hidupnya selalu dilanda masalah atau stress biasanya ingin sekali melepas penat. Sampai akhirnya dia mencari segala cara agar dia bisa enjoy dan lupa sejenak akan masalahnya termasuk mencoba merokok.
4.      Iklan Rokok
Iklan rokok pada media massa yang terkadang menonjolkan atau menunjukan kejantanan seorang pria dengan merokok akan mempengaruhi dan mendorong remaja tersebut untuk merokok.
b.      Pakaian yang kurang sopan
Sudah sangat sering kita menemui seorang remaja putri yang berpakaian tidak senonoh bahkan hingga membuka auratnya. Pada waktu sekarang ini kita sering mendengar kasus pemerkosaan yang menimpa seorang remaja putri dan tidak jarang penyebab remaja putri tersebut diperkosa dikarenakan dia menggunakan pakaian yang membuka auratnya.
Hal ini tentunya menjadi masalah penting yang harus dipahami para remaja putri untuk lebih mengetahui pentingnya menutup aurat. Selain untuk mentaati norma agama, menutup aurat juga dapat mencegah tindak kriminal terjadi kepada individu tersebut.
c.       Minum minuman beralkohol
Salah satu masalah remaja yang sangat mengkhawatirkan yaitu minuman beralkohol. Sama halnya dengan rokok, di kalangan remaja pria sekarang ini menjadikan minum minuman beralkohol sebagai tolak ukur seorang pria yang sebenarnya. Dalam kehidupan kampus sendiri minum minuman beralkohol seakan sudah semakin merajalela.
Kehidupan malam remaja sekarang ini sangat mengkhawatirkan. Sudah sangat banyak remaja yang mendatangi club malam untuk dijadikan hiburan malam. Kehidupan malam seperti ini tentu akan sangat mudah menemui minum minuman beralkohol yang dapat dengan mudah ditemui dan dibeli di dalam club malam. Selain itu kehidupan malam seperti ini akan membuat peluang terjadinya tindak kriminalitas semakin tinggi.
d.      Perilaku seks di luar pernikahan
Masa remaja tentu sangat identik dengan perkembangan yang terjadi di dalam tubuh seorang individu. Baik itu perkembangan dalam hal pola pikir, fisik, moral, dan juga emosi dari individu tersebut. Seorang individu yang telah menginjak usia remaja tentu memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar akan hal baru yang belum dialaminya.
Seiring dengan bertambahnya usia, organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut.
Salah satu masalah yang sering terjadi di kalangan remaja saat ini yaitu kehamilan yang terjadi pada remaja putri di luar pernikahan. Hal ini akan membuat remaja tersebut hilang arah tujuan hidupnya apalagi jika dia masih duduk di bangku sekolah tentu akan membuat masa depannya suram. Selain kehamilan, perlu diketahui seks bebas merupakan salah satu penyebab utama dari virus HIV / AIDS yang dapat digolongkan dalam penyakit yang mematikan.
Hubungan suami istri yang dilakukan para remaja tanpa ada ikatan pernikahan seakan sudah menjadi hal yang sangat lazim sekarang ini. Meskipun kebebasan bergaul dalam dunia remaja tentu sangat diperlukan agar individu tersebut tidak menjadi kuper atau kurang pergaulan namun apabila sampai terjadi hubungan intim yang terjadi antara remaja pria dan remaja wanita tentu akan sangat merusak moral generasi penerus bangsa Indonesia.
e.       Narkoba
Masalah yang satu ini juga tidak kalah seriusnya dengan masalah seks pada remaja di atas. Di Indonesia sendiri obat-obatan terlarang atau narkoba dikonsumsi hampir 50 % oleh kaum remaja. Hal ini tentu sangat memprihatinkan mengingat narkoba merupakan obat-obatan terlarang yang memang memiliki dampak negatif yang sangat banyak bagi tubuh si penggunanya.
      Cara Agar Terhindar Dari Dampak Negatif Kehidupan Remaja
Kehidupan remaja sekarang ini sangatlah identik dengan hal-hal yang berbau negatif sehingga apabila seorang individu tidak memiliki cara dan strategi yang baik dalam bergaul tentu akan terjerumus ke dalamnya. Dampak negatif yang terjadi tentu juga akan sangat berimbas dan berpengaruh besar terhadap masa depan dari individu tersebut.
Pengaruh lingkungan yang memang menjadi lapangan penting dalam pembentukan pribadi seorang individu menjadi hal yang sangat perlu untuk diperhatikan. Apabila seorang individu yang berada di lingkungan yang berbasis Islami atau dikategorikan dalam lingkungan yang baik, mungkin tidak akan menjadi masalah besar untuk bergaul dan beradaptasi dengan baik di lingkungan tersebut. Selain itu lingkungan yang baik tentu akan membawa dampak yang baik pula terhadap individu tersebut.
Namun ada juga lingkungan yang kurang baik yang akan berakibat buruk kepada individu yang kurang memiliki konsep atau pendirian hidup yang kuat. Hal ini sebenarnya dapat dicegah agar individu tersebut tidak ikut terjerumus karena pengaruh dari luar dirinya yang akan membuat dirinya menjadi remaja yang negatif.
Cara yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahannya antara lain :
1.      Mendekatkan diri kepada Allah SWT
Inilah hal terpenting agar kita sebagai individu termasuk individu remaja khususnya agar selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT dalam segala hal. Baik dalam kesehatan, keselamatan, dan juga agar terhindar dari hal-hal negatif.
2.      Memilih teman
Ini bukan berarti seorang individu remaja harus memilih-milih dengan siapa dia akan berteman. Memilih teman yang dimaksudkan disini adalah bagaimana dia dapat mengkategorikan temannya yang baik dan mana yang buruk sehingga dia juga dapat meminimalisir hal-hal negatif yang dapat membuatnya terjerumus.
3.      Selalu berperilaku sopan
Berperilaku sopan terhadap siapapun akan membuat anda di cap sebagai orang yang baik. Menurut saya sendiri bahwa orang yang sudah di cap sebagai orang yang baik tentu akan membuat orang lain yang akan mempengaruhi menjadi lebih berpikir.
4.      Memiliki prinsip hidup yang kuat sebagai orang baik
Prinsip hidup sebagai orang baik memang sangat perlu dimiliki jika ingin menjadi seorang individu yang baik. Remaja yang baik seharusnya sudah memiliki rencana dan prinsip bagaimana dia akan melangkah ke depannya sehingga akan membuat dirinya selalu berjalan di arah yang baik. Prinsip hidup ini tidak hanya harus dimiliki tetapi juga harus dipegang erat oleh individu tersebut.

Kamis, 03 Januari 2013

pacaran di kalangan pemuda

Boleh percaya atau tidak klo tulisan ini hasil dari penelitian dari berbagai hal. Mulai dari hasil pengamatan dari lingkungan atau nyata dan hasil pengamatan dari jejaring sosial yang marak akhir-akhir ini
Alasan mengunduh judul dari “pacaran di kalangan pemuda”.
Hal ini dikarenakan memang gaya pacaran anak muda sekarang ini jauh sekali berbeda dari jaman Sebelum-sebelumnnya.. Nah ini die hasil pengamatan selama ini..
Umumnya pada saat pertama kali atau pada saat baru Jadian rasa mereka akan pasangannya sangat TINGGI dan intensifitas kegiatan mereka sangat aktif.
Mau pergi kemana-mana selalu berdua, kata orang mah mirip perangko NEMPEL terusss euuiiyyy
Dimanapun mereka berada pasti selalu terlihat berdua dan tidak segan-segan bergandengan tangan tapi ada juga yang klo didepan teman2 yang dikenal mereka pura2 atau malu2 tapi pas berdua dan tidak ada orang yang dikenal wiiiihhh actionnya langsung beraksi… Benar tidak …???
Saat menulis status di salah satu jejaring sosial mereka selalu mengumbar rasa kedekatannya dan juga tidak kenal waktu dalam sehari bisa meng-update itu bisa puluhan kali dalam sehari.
Akan tetapi ada juga pasangan yang berkomitmen untuk tidak mengumbar perasaan mereka dijejaring sosial itu karena mereka sudah sepakat untuk tidak mengumbarnya disana. Ada juga yang 50:50 artinya mereka suka mengumbar kemesraannya di jejaring sosial tapi tidak terlalu sering hanya pada saat tertentu saja.

Umumnya status mereka itu selalu penuh dengan rasa yang intim, ups awas jangan salah kaprah yee intim disini maksudnya beda loch yee…. Kadang baru bangun tidur saja mereka langsung meng-update status, misalnya “Kangen ayanggzzz”, Duh baru semalem ketemu kok udah kangen lagi.. dan masih banyak lagi euiyy…
Tidak sedikit dari mereka diawal masa “Jadian” ada sedikit masalah, yang paling sering menimpa adalah masalah MANTAN nya yang bisa saja benar sudah jadi mantan tapi tidak ada rasa sayang seperti dulu dan ada juga yang sudah jadi mantan tapi masih ada rasa sayang yang sering diungkapkan bahkan membanding-bandingkan pacar yang sekarang dengan mantannya, apakah anda pernah mengalaminya..??? Tentu jika Iya, Kan..
Ada pengalaman dari hasil pengamatan bahwa saat sedang PDKT hendaklah difokuskan satu target, ya walaupun ada baiknya juga kalau punya beberapa target karna klo yang satu ga dapat masih ada yang lainnya.. TAPIIII… ini kenyataan dan benar hasil dari pengamatan bahwa.. saat sedang PDKT memang lancar adanya dan semua sesuai dengan target dan dapat dipastikan saat menyatakan CINTA kepada incerannya ternyata keduannya menerima  perasaan yang diungkapkan.. Nah kalau begini gimana Hayooo…. Awalnya memang baik2 saja menjalani keduanya secara bersamaan walaupun tanpa diketahui oleh pasangan yang satunya tapi SEPANDAI-PANDAINYA TUPAI MELONCAT PASTI TERJATUH JUGA dan ini terjadi….. dan akhirnya bisa diduga klo tidak mili salah satunya ya paling tidak kehilangan keduannya dan benar satu memang yang dipilih tapi setelah berjalan malah keduanya tidak didapat… Upsss benar tidak yaa… but it’s real kokk…
Ada yang lebih extrem lagi.. padahal masih dalam tahap PACARAN loch..
Mereka tidak segan-segan atau malu2 memanggil pacarnya dengan sebutan SUAMI atau ISTRI.. Sang Cewe sering panggil cowoknya Suami/ Papa/ Dady/ Papi atau apalah sedangkan sang cowo panggil cewenya Mami/ Mama/ My Wife dll wah kacau nich padahal baru PACARAN aja udah kaya gitu panggil2nya gimana klo dan resmi pasti yang ada rasa BOSAN kali ya karena dah keseringan..
Ada hal yang lain lagi, disalah satu jejaring sosial kan biasanya ada STATUS, nah ini juga tidak luput dari pengamatan… HASILNYA: Banyak mereka yang berpacaran dan menjalin hubungan ada yang benar statusnya hanya BERPACARAN atau IN RELATIONSHIP with….. tapi tidak sedikit loch yang mengganti statusnya menjadi Tunangan atau Engaged atau Married padahal belum sama sekali… Wah motifnya apa ya tapi dari hasil pengamatan yaitu hal ini merupakan salah satu luapan rasa SAYANG mereka terhadap pasangannya sehingga begitulah jadinya..
Heeemmmm.. menarik memang Tingkah laku pacaran anak muda sekarang,,,
Tidak munafik memang peneliti juga masih muda dan bisa merasakan hal ini dengan seksama dan dalam tempo yang sedekat-dekatnya… (Proklamator-Mode On)..
Sekarang memang gaya pacaran anak muda zaman sekarang ini bukan main euiiyyy.. Nah sebagai orang tua yang memiliki anak harus EXTRA Waspada dan harus bisa mengatur ANAK mereka tersebut jangan sampai terbawa oleh pergaulan yang membahayakan dan menjerumus kedalam jurang yang membahayakan…
Nah segitu dech KILAS BERITA yang aye sampe’in dalam kesempatan yang indah ini.. Klo ada pihak yang merasa dari tulisan ini hendaklah memaklumi dan jangan Marah Yeeee… ini untuk peliputan aja kok Jangan diambil Ati yeeee..